Bandung, BandungOke – Langkah strategis Pemprov Jawa Barat untuk mengoptimalkan sumur-sumur migas idle menandai babak baru dalam peta energi nasional.
Di tengah tren penurunan produksi minyak nasional, kolaborasi antara PT Migas Utama Jabar (Perseroda), Pertamina, dan PT Enerproco Global Indonesia menjadi sinyal kuat bahwa daerah kini mulai menatap serius isu kemandirian energi.
“Kerja sama ini menunjukkan bahwa Jawa Barat mampu menjadi pusat investasi energi berbasis inovasi dan teknologi tinggi,” ujar Budi Kurnia, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat. Kamis (16/10/2025)
Pernyataan itu bukan sekadar seremonial. Di baliknya, ada rencana investasi bernilai miliaran dolar AS untuk menghidupkan kembali sumur-sumur migas yang selama ini tidak produktif.
Enerproco, perusahaan berbasis di Jakarta dan Houston yang berafiliasi dengan ENERPROGROUP LLC, membawa teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (C-EOR) — metode yang terbukti mampu meningkatkan produksi minyak hingga 30 persen dari Original Oil in Place (OOIP). Penerapannya di berbagai negara seperti India, Kuwait, dan Inggris membuktikan efektivitas teknologi ini.
Jika dijalankan optimal, proyek lapangan E-Main dan Zulu di wilayah Jawa Barat bisa menjadi model percontohan bagaimana BUMD energi daerah dapat bertransformasi dari sekadar operator pasif menjadi aktor utama dalam industrialisasi energi lokal.
Namun, di balik optimisme ini terselip catatan penting: bagaimana memastikan keberlanjutan dan transparansi investasi? Penerapan teknologi internasional memang menjanjikan, tetapi tantangannya terletak pada transfer pengetahuan dan kepastian lingkungan.
Direktur PT Migas Utama Jabar, Muhamad Sani, menegaskan pentingnya keberlanjutan. “Kami ingin pengelolaan migas ini tetap ramah lingkungan dan selaras dengan pola eksplorasi hijau yang menjadi arah kebijakan Gubernur Jawa Barat.”
Sementara Risvi Shihab, Direktur Operasional Enerproco, menyatakan kesiapan mereka mendukung penuh proyek ini. “Kami siap membawa teknologi energi berstandar dunia yang ramah lingkungan untuk memperkuat ketahanan energi di Jabar,” tegasnya.
Langkah ini bukan sekadar proyek investasi. Ia adalah pijakan menuju kedaulatan energi daerah, di mana inovasi, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas negara menjadi fondasi baru ekonomi energi Jawa Barat.***






