close
RCAST.NET
HOT
BandungOKE
No Result
View All Result
BandungOKE
No Result
View All Result

Mak Itam Bangkit Lagi, Ketika Asap Uap Menyapa Warisan Dunia

by Denny Surya
18 Oktober 2025 - 13:57
Mak Itam Bangkit Lagi, Ketika Asap Uap Menyapa Warisan Dunia

Sawahlunto, BandungOke – Di antara kabut pagi lembah Sumatera Barat, Stasiun Sawahlunto berdiri tenang seperti penjaga waktu.

Bangunannya bergaya kolonial, catnya mulai kusam, tapi keanggunannya masih sama. Di depannya, sesosok hitam legendaris kembali berdiri gagah—Mak Itam, lokomotif uap yang dulu menaklukkan tanjakan tambang Ombilin.

RelatedPosts

Becak Listrik dari KAI Dorong Yogyakarta Menuju Kota Bebas Karbon

Pelayanan Sepenuh Hati Petugas KCI di Stasiun Cimekar

Menjajal Laut Buru Bertemu Paus dan Lumba-lumba, Sirkumnavigasi Epik Pulau Buru

Mak Itam bukan sekadar mesin tua; ia saksi tentang peluh para penambang dan kerasnya hidup di kota tambang yang dulu berdebu. Kini, setelah direstorasi, ia kembali beroperasi, menghela gerbong pendek dalam delapan perjalanan uji coba sepanjang Agustus lalu.

Ketika peluitnya menjerit, warga bersorak. Masa lalu seperti menyalami masa kini.

“Transformasi Stasiun Sawahlunto menghidupkan kembali denyut kehidupan kota,” kata Anne Purba, VP Public Relations KAI. Sabtu (18/10/2025)

“Kawasan stasiun kini menjadi panggung komunitas, ruang edukasi, dan destinasi wisata budaya.” imbuhnya

Kisah Sawahlunto adalah cerita tentang transisi dari industri ke memori. Setelah tambang batu bara tutup awal 2000-an, kota ini nyaris mati. Namun, KAI dan Pemkot Sawahlunto menyulapnya menjadi Museum Kereta Api Sawahlunto, yang kini menjadi bagian dari Warisan Dunia UNESCO — Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).

Di dalamnya, mesin telegraf, lampu sinyal, hingga catatan pengiriman batubara berjejer rapi. Semua menjadi pengingat bahwa kemajuan pernah berwajah keras dan berasap. Kini, wajah itu dihaluskan oleh museum, wisata, dan sejarah yang dijual kembali dalam bentuk nostalgia.

Namun di balik romantisme heritage itu, muncul kekhawatiran lain: jangan sampai Sawahlunto hidup hanya sebagai kota kenangan. “Pariwisata warisan harus memberi manfaat ekonomi nyata bagi warga, bukan sekadar selfie di depan lokomotif,” ujar seorang warga lokal.

Sawahlunto memang sudah bertransformasi. Tapi di tengah deru Mak Itam yang hidup kembali, masih tersisa tanya: apakah kota ini benar-benar bergerak maju, atau sekadar berjalan di atas rel masa lalu?

Tags: kaimak itammuseum kereta apipariwisata heritagesawahluntoSumatera Barattambang ombilinUNESCOwarisan dunia
Share220Tweet138Share55

Trending

Stasiun Tanjung Balai Seabad Melayani, Urat Nadi Mobilitas Sumut
Kota Bandung

H+9 Nataru Bandung Padat Wisatawan, Stasiun Jadi Pusat Mobilitas Ekonomi Kota

12 jam ago
10 Stasiun Favorit Wisman 2025: Yogya hingga Solo Balapan Ramai Turis Kereta
Jawa Barat

372 Ribu Pengguna Nataru, Commuter Line Bandung Perkuat Arus Wisata dan Urban Mobility

1 hari ago
Stasiun Bandung dan Kiaracondong Jadi Simpul Utama Nataru
Jawa Barat

Stasiun Bandung dan Kiaracondong Jadi Simpul Utama Nataru

1 hari ago
Bandung Terancam Krisis Sampah Januari, Pemkot Ajukan Tambahan Anggaran Rp90 Miliar
Kota Bandung

Bandung Terancam Krisis Sampah Januari, Pemkot Ajukan Tambahan Anggaran Rp90 Miliar

1 hari ago
Diduga Bom di Kosambi, Farhan Tegaskan Aparat Sudah Tangani Serius
Kota Bandung

Pengamanan Natal Bandung Diklaim Kondusif, Farhan Soroti Makna Kesederhanaan dan Ruang Toleransi

1 hari ago
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Kota Bandung
  • Jawa Barat
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
  • Ragam