Jakarta, BandungOke – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai menempatkan pengalaman perjalanan sebagai nilai jual utama untuk mendongkrak minat pelanggan.
Salah satu contoh yang paling menonjol adalah KA Parahyangan, layanan Jakarta–Bandung yang kembali mencatat lonjakan penumpang sepanjang Januari–Oktober 2025.
Dengan 728.949 pelanggan—melonjak 41,75 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya—KA Parahyangan membuktikan bahwa perjalanan tiga jam tetap kompetitif di tengah munculnya moda lain yang lebih cepat.
Bagi KAI, angka itu bukan sekadar statistik. Di baliknya ada strategi: mengemas perjalanan sebagai produk wisata.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menegaskan bahwa KA Parahyangan bukan hanya moda transportasi, melainkan paket pengalaman. “Setiap perjalanan selalu menghadirkan cerita dari pemandangannya, suasananya, hingga pengalaman yang membekas,” kata Anne. Senin (17/11/2025)
Jalur ini memang menawarkan tontonan visual yang jarang ditemukan pada rute kereta lain: jembatan-jembatan tinggi yang membelah lembah, hamparan hijau yang panjang, sungai yang mengikuti alur rel, hingga air terjun kecil yang muncul di beberapa titik. Belum lagi terowongan bersejarah yang menambah karakter perjalanan.
Model perjalanan santai semacam ini menjadi celah menarik yang digarap KAI. Di era mobilitas serba cepat, segmen pelanggan yang ingin “melambat sejenak” justru tumbuh. Mereka bekerja dari kereta, membaca buku, atau sekadar memotret pemandangan dari balik jendela.
Setiba di Bandung, aksesnya pun mudah. Dari Stasiun Bandung, wisatawan bisa menjangkau kawasan Braga, Dago, Lembang, kebun teh, taman kota, hingga sentra kuliner yang selalu menjadi daya tarik Kota Kembang.
Untuk menjaga momentum, KAI meningkatkan kebersihan gerbong, layanan pemesanan lewat Access by KAI, serta ketepatan waktu perjalanan. Tujuan akhirnya jelas: menjadikan KA Parahyangan ikon perjalanan yang tidak sekadar memindahkan penumpang, tetapi menambah nilai pengalaman.
Bagi KAI, strategi ini bukan hanya menjaga loyalitas pelanggan, tapi juga memperkuat segmen wisata berbasis transportasi—sebuah pasar yang terus tumbuh di tengah kompetisi moda antar-kota.***






