Jakarta, BandungOke.com – Video viral buruh yang menginap di Stasiun Cikarang memicu diskusi baru soal layanan KRL.
Pernyataan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi yang membuka opsi operasional KRL 24 jam langsung menuai respons dari pengamat transportasi publik bidang perkeretaapian, Joni Martinus.
Ia menilai wacana tersebut belum bisa diputuskan secara terburu-buru.
Menurut Joni, layanan 24 jam hanya masuk akal jika semua pemangku kepentingan mulai dari Kemenhub, KAI, KCI, dan stakeholder lain bersedia duduk bersama dan menelaah konsekuensinya dari berbagai aspek.
“Opsi ini butuh kajian yang lebih mendalam. Jangan sampai hanya menjadi respons sesaat tanpa kesiapan sistem,” ujarnya.
Perawatan Malam Hari Tak Bisa Hilang
Dalam operasional perkeretaapian, Joni menegaskan bahwa periode tengah malam hingga dini hari adalah fase krusial untuk pemeliharaan prasarana dan sarana.
Pada jam-jam itu petugas melakukan pemeriksaan rel, persinyalan, listrik aliran atas, hingga rangkaian KRL.
“Ini mutlak diperlukan. Tanpa jeda perawatan, keselamatan dan keandalan perjalanan keesokan hari bisa terganggu,” tegas Joni. Karena itu, menghapus jeda servis untuk membuka operasi 24 jam harus dihitung sangat hati-hati.
Efektivitas Penumpang dan Beban SDM
Joni juga menyoroti sisi efektivitas. Meski ada permintaan layanan malam, penggunaan KRL setelah lewat pukul 00.00 cenderung rendah. “Secara finansial dan operasional, efisiensinya harus dihitung. Apalagi kebutuhan SDM juga meningkat jika operasi diperpanjang,” tegasnya.
Menurutnya, operasional 24 jam hanya layak jika benar-benar menjawab kebutuhan mayoritas penumpang, bukan hanya reaksi atas satu momentum viral.
Buruh Menginap di Stasiun: KCI Harus Hadir
Fenomena buruh yang menginap di Stasiun Cikarang, kata Joni, adalah alarm penting soal kenyamanan dan keamanan pengguna KRL. Ia meminta KCI memperbaiki manajemen area stasiun, khususnya pada malam hari.
“KCI harus meningkatkan keamanan dan memberikan rasa nyaman bagi mereka yang terpaksa menginap menunggu KRL pertama. Bagaimanapun mereka adalah pelanggan setia, dan stasiun harus menjadi tempat yang aman serta nyaman,” jelas Joni.
Menurutnya, sebelum bicara layanan 24 jam, pembenahan fasilitas dasar di stasiun merupakan langkah yang lebih mendesak.***






