Bandung, BandungOke— Penanganan sampah di Bandung memasuki babak baru. Meski masih dalam tahap penguatan infrastruktur, insinerator di Kelurahan Kacapiring resmi beroperasi dengan kapasitas awal 9 ton per hari, dan direncanakan meningkat menjadi 18 ton.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyebut operasional insinerator, rumah maggot, dan program Buruan Sae sebagai bukti kolaborasi warga yang semakin matang.
“Insinerator sudah mulai jalan dengan kapasitas 9 ton per hari, dan akan kita tingkatkan menjadi 18 ton,” ujarnya. Jumat (21/11/2025)
Namun Farhan tak menutupi pekerjaan rumah yang masih besar. Drainase menjadi keluhan paling dominan dari kunjungan ke 40 kelurahan.
“Hampir semuanya punya masalah drainase. Ini akan jadi fokus 2026,” katanya. Pemkot bahkan menetapkan batas akhir seluruh pekerjaan galian pada 15 Desember 2025, sebelum Bandung masuk masa kunjungan wisata puncak akhir tahun.
Penertiban bangunan yang berdiri di atas saluran air mulai dilakukan Satpol PP bersama warga. Farhan mencontohkan Jalan Karapitan sebagai lokasi yang paling parah karena badan jalan berdiri tepat di atas drainase.
Dalam dialog warga, Farhan turut menyoroti penurunan angka kelahiran dan menyebut Pemkot sedang menyusun strategi agar pekerja dan mahasiswa yang beraktivitas di Bandung mau pindah domisili.
“Kalau Anda kerja atau kuliah di Bandung, ajukan pindah hari itu juga. Dengan KTP Bandung, urusan administrasi akan lebih mudah,” katanya.
Dengan sejumlah program yang berjalan simultan, Bandung tengah mempersiapkan fondasi kota yang lebih siap menghadapi tekanan jumlah penduduk, tumpukan sampah, dan mobilitas akhir tahun.***






