Bandung, BandungOke.com — Suasana Telkom University Convention Hall kembali dipadati gelombang harapan baru.
Dalam enam sesi wisuda yang berlangsung 27–29 November 2025, Telkom University (Tel-U) Kampus Utama melantik 4.662 wisudawan dari beragam jenjang pendidikan.
Deretan toga hitam dan selendang merah marun itu menjadi penanda lahirnya talenta baru di tengah persaingan global yang makin menuntut ketahanan kompetensi.
Dalam barisan lulusan itu, Tel-U mengukuhkan 1 doktor, 528 magister, 3.410 sarjana, 58 sarjana terapan, dan 727 ahli madya—angka yang mencerminkan kapasitas institusi dalam melahirkan sumber daya manusia digital dan kreatif untuk ekonomi masa depan.
Rektor Tel-U, Prof. Dr. Suyanto, menyampaikan pesan yang tegas: dunia kerja tidak memberi ruang bagi mereka yang berhenti belajar.
“Pastikan saudara-saudara memiliki perbekalan dan ketahanan untuk perjuangan panjang yang tak berkesudahan. Tingkatkan kompetensi, perkuat kolaborasi, dan hasilkan karya monumental,” ujarnya dikutip Minggu (30/11/2025)
Pesan itu diperkuat oleh hadirnya dua tokoh nasional yang memberikan inspiring speech: Sekretaris Kemenkop UMKM RI, Ir. Arif Rahman Hakim, M.Si, serta Menko Pangan RI, Dr. (H.C.) Zulkifli Hasan. Arif mengingatkan bahwa wisuda bukan garis akhir, melainkan titik awal kontribusi.
“Kita harus hadir menjawab tantangan mengurangi kemiskinan dan mewujudkan Indonesia Emas 2045,” katanya.
Sementara itu, Zulkifli Hasan menegaskan pentingnya peran lulusan muda dalam memperkuat ekonomi masyarakat hingga mendorong energi terbarukan, isu yang kini berada di garis depan pembangunan nasional.
Di luar panggung seremonial, Tel-U juga menegaskan komitmennya terhadap pendidikan inklusif. Wisuda kali ini menghadirkan penerjemah bahasa isyarat serta penghargaan bagi wisudawan disabilitas netra dan tuli yang mencatatkan prestasi akademik istimewa.
Langkah ini menegaskan bahwa keberagaman adalah fondasi kualitas lulusan Tel-U.
Bagi Telkom University, setiap wisudawan adalah investasi jangka panjang bangsa. Kampus ini berharap para alumni membawa empati, profesionalisme, dan ketangguhan, sekaligus menjadi motor perubahan di tengah disrupsi teknologi yang bergerak cepat.
Wisuda bukan akhir selebrasi akademik, melainkan pijakan awal perjalanan panjang: meniti reputasi, menciptakan karya, dan memberi dampak bagi Indonesia hingga jauh ke depan.***






