Bandung, BandungOke – Di tengah dinamika pendidikan bisnis global yang bergerak cepat, kabar baik datang dari Bandung.
Dekan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Aurik Gustomo, terpilih sebagai anggota AACSB Asia Pacific Advisory Council (APAC)—forum strategis yang menghimpun pemimpin sekolah bisnis terkemuka di Asia Pasifik.
Pleno perdana keanggotaan ini berlangsung pada AACSB Asia Pacific Annual Conference (ELEVATE) di Hong Kong, 17–19 November 2025.
Penunjukan ini bukan hanya bentuk pengakuan internasional, tetapi juga momentum penting yang menempatkan SBM ITB sejajar dengan institusi terkemuka dunia.
Sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia dalam dewan tersebut, SBM ITB kini berada di meja pengambil keputusan yang membahas arah masa depan pendidikan bisnis di kawasan.
APAC memiliki mandat memberikan rekomendasi kepada AACSB Board of Directors—mulai dari penyusunan strategi regional, prioritas riset, hingga arah transformasi pendidikan bisnis. “SBM dipercaya untuk menghadirkan perspektif strategis terkait isu-isu pendidikan bisnis di Asia Pasifik,” ujar Aurik seusai kembali dari konferensi AACSB di Hong Kong.
Bagi SBM ITB, amanah ini memiliki resonansi yang dalam. Sejak meraih akreditasi AACSB pada 2021, sekolah bisnis ini telah memantapkan posisinya sebagai institusi yang memenuhi standar global.
Keterlibatan di APAC memperkuat legitimasi tersebut—bahwa mutu akademik, riset, dan tata kelola SBM ITB telah setara dengan 6 persen sekolah bisnis terbaik di dunia.
Dalam forum APAC, Aurik duduk berdampingan dengan pimpinan sekolah bisnis dari 10 institusi internasional, termasuk International Management Institute Delhi, Chiang Mai University Business School, University of Otago, Tongji University, hingga Universiti Malaya. Keanggotaan ini membuka ruang dialog strategis lintas negara, sekaligus memperkuat posisi Asia Tenggara di peta pendidikan bisnis global.
Isu-isu besar yang dibahas APAC kini beririsan langsung dengan arah pengembangan SBM ITB: interdisiplin, kualitas riset, hingga integrasi antara pengajaran dan dampak sosial. Aurik menegaskan bahwa pengalaman SBM ITB dalam kolaborasi lintas fakultas—mulai dari Sekolah Farmasi hingga Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara—menjadi modal kontribusi penting dalam diskusi kebijakan di AACSB.
Capaian riset SBM ITB ikut mendukung kepercayaan ini. Hingga November 2025, tercatat 53 publikasi Scopus Q1 dan 32 publikasi Q2 dihasilkan oleh 86 dosen SBM ITB—angka yang menempatkan sekolah bisnis ini di posisi teratas nasional. “Kapabilitas riset dosen-dosen kami menjadi bukti bahwa SBM ITB telah sejajar dengan sekolah bisnis terkemuka dunia,” ujar Aurik.
Dengan duduknya Aurik di Asia Pacific Advisory Council, Indonesia kini memiliki representasi resmi di salah satu lembaga paling prestisius dalam pendidikan bisnis global. Keberadaan SBM ITB di APAC membuka peluang kolaborasi lebih luas—dari pengembangan kurikulum yang kontekstual hingga capacity building untuk negara berkembang.
Penunjukan ini menegaskan perjalanan panjang SBM ITB: dari institusi nasional, bertumbuh menjadi sekolah bisnis berkelas dunia, dan kini ikut menentukan arah pendidikan bisnis di tingkat internasional. Sebuah tonggak baru bagi Indonesia di panggung akademik global.***
Editor : Deny Surya






