Bandung, BandungOke — Di tengah kepadatan jelang libur Natal, dua stasiun besar di Kota Bandung kembali menegaskan perannya sebagai simpul utama transportasi publik di Jawa Barat.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung mencatat lonjakan kedatangan pelanggan selama tujuh hari masa pelayanan Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, terhitung sejak 18 hingga 24 Desember 2025.
Dalam periode tersebut, total 130.231 pelanggan tiba di berbagai stasiun di wilayah Daop 2 Bandung. Angka ini menunjukkan tren mobilitas masyarakat yang kembali terkonsentrasi pada moda transportasi kereta api — moda yang masih dipilih karena faktor keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu.
Dari seluruh stasiun, Stasiun Bandung mencatat kedatangan tertinggi dengan 43.444 pelanggan, disusul Stasiun Kiaracondong dengan 22.143 pelanggan. Dua stasiun ini berfungsi ganda: sebagai pintu masuk utama ke wilayah metropolitan Bandung Raya, sekaligus penghubung antarkota di koridor ekonomi Jawa Barat.
Pergerakan penumpang juga merambat ke wilayah satelit. Stasiun Cianjur mencatat 11.612 kedatangan, Stasiun Tasikmalaya sebanyak 10.811 pelanggan, sementara Stasiun Cipatat menerima 6.890 pelanggan.
Data ini memperlihatkan bahwa jalur-jalur sekunder tidak lagi sekadar pelengkap, melainkan bagian dari jaringan mobilitas yang semakin dinamis.
Manager Humas KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menyebut arus kedatangan ini sebagai cermin kepercayaan publik terhadap kereta api.
“Arus kedatangan pelanggan cukup tinggi di sejumlah stasiun utama. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kereta api sebagai moda transportasi yang aman, nyaman, dan menyenangkan,” ujarnya.
Menurutnya, Bandung dan Kiaracondong kini berperan sebagai hub transportasi regional — titik simpul perjalanan lintas wilayah dari Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, hingga Jakarta dan sekitarnya.
Kedua stasiun tidak hanya melayani mobilitas harian, tetapi juga arus perjalanan liburan yang semakin massif.
Di sisi operasional, KAI memastikan kesiapan sarana, pengaturan alur pelanggan, hingga kesiapsiagaan petugas di lapangan.
Fokusnya: menjaga ritme pelayanan tetap stabil di tengah lonjakan arus kedatangan.
Kuswardojo mengimbau pelanggan untuk datang lebih awal ke stasiun dan memastikan pembelian tiket melalui kanal resmi.
Di tengah hiruk-pikuk libur akhir tahun, jalur rel di Bandung kembali menunjukkan fungsinya: bukan sekadar moda transportasi, tetapi urat nadi mobilitas yang menjaga konektivitas warga lintas kota dan wilayah.***






