Bandung, BandungOke – Di tengah meningkatnya mobilitas warga dan wisatawan pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kota Bandung menempatkan sektor kesehatan sebagai garis depan mitigasi risiko publik.
Melalui Dinas Kesehatan, kebijakan kesiapsiagaan bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi bagian dari koordinasi nasional yang digerakkan Kementerian Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam, menegaskan pentingnya kesiapan sebagai kota wisata.
“Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata tentu harus siap agar tidak terjadi potensi krisis kesehatan selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026,” ujar Sony Adam dikutip, 31 Desember 2025.
Pos kesehatan dioperasikan sejak 23 Desember 2025–2 Januari 2026, beroperasi pukul 07.00–20.00 WIB, ditempatkan di simpul mobilitas publik:
Terminal, stasiun, rest area, alun-alun, kawasan heritage Asia Afrika, serta gereja dan bandara pada momen ibadah.
Langkah ini menunjukkan pengakuan pemerintah bahwa kepadatan wisata dan arus transportasi berpotensi memunculkan:
kelelahan pengunjung
gangguan kesehatan mendadak
risiko kegawatdaruratan
Selain posko, Pemkot memperkuat ambulans siaga malam pergantian tahun, dipusatkan di kawasan keramaian seperti Asia Afrika, Alun-Alun, dan Gasibu — indikasi bahwa arus massa dipandang sebagai variabel risiko utama.
Di lapis layanan dasar, sejumlah puskesmas beroperasi 24 jam, antara lain Garuda, Puter, Pagarsih, Kopo, Padasuka, Ibrahim Adjie, dan Cipamokolan.
Puskesmas diposisikan sebagai gerbang rujukan pertama, sebelum pasien dibawa ke rumah sakit.
Di balik strategi kesehatan publik ini, kesiapsiagaan juga diuji pada ranah koordinasi lintas instansi. Pemkot mengingatkan warga agar memanfaatkan Layanan Darurat 112 untuk respons cepat dalam kasus medis maupun kedaruratan umum.
Kebijakan ini menegaskan satu hal: di tengah euforia liburan, pemerintah mencoba memastikan bahwa ekonomi wisata tetap berjalan tanpa mengorbankan keselamatan publik.***






