close
RCAST.NET
HOT
BandungOKE
No Result
View All Result
BandungOKE
No Result
View All Result

Ritual Cahaya Iswanto Soerjanto, Meresapi Purnama dan Tilem di Atas Kertas Peka

by Denny Surya
3 Juli 2025 - 21:32
Ritual Cahaya Iswanto Soerjanto, Meresapi Purnama dan Tilem di Atas Kertas Peka

Bandung, BandungOke.com — Seni rupa kontemporer tak selalu mengandalkan kuas atau cat. Di tangan Iswanto Soerjanto, kertas peka cahaya menjadi medium untuk melukis narasi spiritual dan kebudayaan melalui pendekatan yang lebih mendalam “fotografi tanpa kamera.”

Pameran tunggal ketiganya yang bertajuk Purnama (dan) Tilem di Orbital Dago Gallery, Kota Bandung, menjadi penanda kuat atas kembalinya

RelatedPosts

Becak Listrik dari KAI Dorong Yogyakarta Menuju Kota Bebas Karbon

Pelayanan Sepenuh Hati Petugas KCI di Stasiun Cimekar

Menjajal Laut Buru Bertemu Paus dan Lumba-lumba, Sirkumnavigasi Epik Pulau Buru

Iswanto Soerjanto berpameran tunggal di Orbital Dago Gallery, kota Bandung, dengan tajuk “Purnama (dan) Tilem”
Iswanto Soerjanto berpameran tunggal di Orbital Dago Gallery, kota Bandung, dengan tajuk “Purnama (dan) Tilem”

sang seniman ke medan seni rupa Tanah Air, dengan pendekatan eksperimental yang nyaris ritualistik.

Berlangsung hingga 3 Agustus 2025 mendatang, karya-karya yang dipamerkan tidak hanya menantang persepsi visual, namun juga membuka ruang perenungan atas irama kosmis yang sering kali terlewat dalam keseharian manusia.

“Saya ingin menghadirkan karya yang menjadi ruang kontemplasi, mengajak penonton merasakan irama kosmis serta menemukan harmoni di tengah pertentangan,” tutur Iswanto saat pembukaan pameran, Kamis (3/7/2025).

Melampaui Kamera, Menyatu dalam Ritual

Iswanto merupakan satu dari sedikit seniman di Indonesia yang konsisten menempuh jalan sunyi dalam seni fotografi nir-kamera. Ia mengandalkan teknik-teknik alternatif seperti cyanotype, gum bichromate, hingga chemigram, praktik yang lebih dekat dengan alkimia daripada dokumentasi visual biasa.

Dalam pameran ini, ia menyusun bidang-bidang kecil menjadi narasi visual yang terinspirasi dari filosofi Purnama dan Tilem, dua fase penting dalam kalender Hindu Bali. Dalam masyarakat Bali, Purnama (bulan penuh) dan Tilem (bulan mati) bukan sekadar peristiwa astronomi, melainkan momentum spiritual yang sarat makna.

Potongan kertas dengan semburat warna, tekstur, serta refleksi perak menggambarkan energi yang meletup saat Purnama, serta keheningan batin dalam Tilem. Keduanya hadir sebagai kutub yang saling melengkapi: terang dan gelap, riuh dan sunyi.

Iswanto Soerjanto Suguhkan Lukisan Abstrak Meditatif 'Purnama (dan) Tilem' di Orbital Dago Gallery 3 Juli – 3 Agustus 2025
Iswanto Soerjanto Suguhkan Lukisan Abstrak Meditatif ‘Purnama (dan) Tilem’ di Orbital Dago Gallery 3 Juli – 3 Agustus 2025

Estetika yang Transenden

Kurator Rifky ‘Goro’ Effendy menyebut pendekatan Iswanto sebagai bagian dari ritual seni yang berakar pada praktik pengulangan dan meditatif, serupa dengan seniman Tisna Sanjaya dalam menggambar.

Namun, cara Iswanto lebih menyerupai zikir visual, mengguyur, merendam, mengeringkan kertas, hingga muncul bentuk-bentuk tak terduga.

Secara visual, karya Iswanto juga menyentuh estetika Dansaekhwa, gerakan seni Korea yang menekankan pengulangan, warna monokrom, dan tekstur. Namun, yang paling menonjol adalah kedalaman narasi dan inspirasi dari lukisan desa Batuan, Bali dikenal akan detail dan spiritualitasnya.

“Karya-karya ini memperlihatkan bagaimana praktik kimiawi bisa melahirkan seni yang reflektif dan sangat personal,” ujar Rifky.

Simbolisme Kosmis di Tengah Kehidupan Urban

Pameran Purnama (dan) Tilem menjadi sebuah upaya menyatukan elemen spiritual, kebudayaan lokal, dan pencapaian artistik dalam satu narasi yang meditatif.

Di tengah geliat kota Bandung yang urban dan dinamis, karya-karya Iswanto menyodorkan sejenis keheningan yang mengajak audiens untuk berhenti sejenak, menatap ke dalam.

Dengan demikian, pameran ini bukan sekadar tontonan visual, melainkan ruang permenungan akan dualitas hidup yang terus bergerak antara terang dan gelap, penuh dan kosong, sekala dan niskala.***

Share221Tweet138Share55

Trending

Stasiun Tanjung Balai Seabad Melayani, Urat Nadi Mobilitas Sumut
Kota Bandung

H+9 Nataru Bandung Padat Wisatawan, Stasiun Jadi Pusat Mobilitas Ekonomi Kota

20 jam ago
10 Stasiun Favorit Wisman 2025: Yogya hingga Solo Balapan Ramai Turis Kereta
Jawa Barat

372 Ribu Pengguna Nataru, Commuter Line Bandung Perkuat Arus Wisata dan Urban Mobility

2 hari ago
Stasiun Bandung dan Kiaracondong Jadi Simpul Utama Nataru
Jawa Barat

Stasiun Bandung dan Kiaracondong Jadi Simpul Utama Nataru

2 hari ago
Bandung Terancam Krisis Sampah Januari, Pemkot Ajukan Tambahan Anggaran Rp90 Miliar
Kota Bandung

Bandung Terancam Krisis Sampah Januari, Pemkot Ajukan Tambahan Anggaran Rp90 Miliar

2 hari ago
Diduga Bom di Kosambi, Farhan Tegaskan Aparat Sudah Tangani Serius
Kota Bandung

Pengamanan Natal Bandung Diklaim Kondusif, Farhan Soroti Makna Kesederhanaan dan Ruang Toleransi

2 hari ago
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Kota Bandung
  • Jawa Barat
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
  • Ragam