close
RCAST.NET
HOT
BandungOKE
No Result
View All Result
BandungOKE
No Result
View All Result

Festival September Hitam di Dago Elos, Seniman Bandung Lawan Lupa

by Denny Surya
26 September 2025 - 14:27
Festival September Hitam di Dago Elos, Seniman Bandung Lawan Lupa

Bandung, BandungOke.com – Dago Elos akan menjadi panggung perlawanan ingatan pada Minggu malam, 28 September 2025. Di sana, Festival September Hitam 2025 digelar sebagai ajang retrospeksi atas tragedi-tragedi kelam yang pernah menoreh sejarah negeri ini.

“Bulan September adalah bulan tragedi. Melalui Festival September Hitam kita melakukan retrospeksi diri terhadap peristiwa kelam yang tak dapat dilupakan,” ujar Rahman Sabur, ketua penyelenggara sekaligus penggagas festival. Jumat (26/9/2025)

RelatedPosts

Becak Listrik dari KAI Dorong Yogyakarta Menuju Kota Bebas Karbon

Pelayanan Sepenuh Hati Petugas KCI di Stasiun Cimekar

Menjajal Laut Buru Bertemu Paus dan Lumba-lumba, Sirkumnavigasi Epik Pulau Buru

Festival ini bukan sekadar hiburan. Ia lahir dari kolaborasi seniman Bandung lintas bidang—teater, tari, musik, sastra, seni rupa—bersama komunitas Dago Elos. Mereka merapatkan barisan, membawa seni kembali pada fungsi dasarnya: menyuarakan nurani rakyat.

Seni untuk Kemanusiaan, Seni untuk Negeri

Festival September Hitam dimaknai sebagai perlawanan terhadap lupa. Seni yang dihadirkan adalah seni untuk kemanusiaan, seni untuk keadilan, dan seni untuk negeri yang dianggap “sedang sakit.”

“Semoga Festival September Hitam ini bisa memberi makna bagi kita semua,” kata Rahman.

Namun, pernyataannya tak berhenti di situ. Dengan lantang ia menuding adanya upaya rezim membungkam suara seniman melalui buzzer, proyek seni seragam, hingga rayuan program strategis nasional.

“Firaun-Firaun Indonesia harus kita lawan! Seni tidak boleh diseragamkan,” tegasnya.

Akan Jadi Agenda Tahunan

Meski baru pertama kali digelar, Festival September Hitam diharapkan dapat terus berlangsung setiap tahun. Bagi para seniman, festival ini bukan hanya peringatan tragedi, tetapi juga ruang resistensi atas represi.

Di tengah iklim kebebasan berekspresi yang kian tergerus, Festival September Hitam menjadi simbol keberanian seniman Bandung melawan lupa, melawan bungkam, dan melawan kuasa yang ingin mensterilkan seni dari kritik sosial.***

Tags: BandungDago ElosFestival September Hitamretrospeksi sejarahseni perlawananseni untuk kemanusiaanseniman Bandungtragedi September
Share223Tweet140Share56

Trending

Stasiun Tanjung Balai Seabad Melayani, Urat Nadi Mobilitas Sumut
Kota Bandung

H+9 Nataru Bandung Padat Wisatawan, Stasiun Jadi Pusat Mobilitas Ekonomi Kota

17 jam ago
10 Stasiun Favorit Wisman 2025: Yogya hingga Solo Balapan Ramai Turis Kereta
Jawa Barat

372 Ribu Pengguna Nataru, Commuter Line Bandung Perkuat Arus Wisata dan Urban Mobility

1 hari ago
Stasiun Bandung dan Kiaracondong Jadi Simpul Utama Nataru
Jawa Barat

Stasiun Bandung dan Kiaracondong Jadi Simpul Utama Nataru

2 hari ago
Bandung Terancam Krisis Sampah Januari, Pemkot Ajukan Tambahan Anggaran Rp90 Miliar
Kota Bandung

Bandung Terancam Krisis Sampah Januari, Pemkot Ajukan Tambahan Anggaran Rp90 Miliar

2 hari ago
Diduga Bom di Kosambi, Farhan Tegaskan Aparat Sudah Tangani Serius
Kota Bandung

Pengamanan Natal Bandung Diklaim Kondusif, Farhan Soroti Makna Kesederhanaan dan Ruang Toleransi

2 hari ago
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Kota Bandung
  • Jawa Barat
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
  • Ragam